METODE MENGAJAR PAGAR NUSA ( ALA WALISONGO )

Pencak silat
Pada dasarnya manusia itu adalah mahluk kosong jika ada manusia bertalenta dalam beberapa hal hingga mampu menguasai banyak hal itu tidak lain karena dari rentetan proses belajar yang sangat panjang.
Sama halnya dengan seorang pesilat pada dasarnya mereka juga pesilat kosong , wawasan tentang pencak silat dan apa itu pencak silat hingga semua tentang silat pastilah kosong.

Ketika seorang pesilat telah menekuni dan belajar, lambat laun wawasan dan pengetahuan tentang pencak silat akan secara otomatis masuk dalam pikiran dan jiwa bagi siapa saja yang mempelajarinya kemudian terlahirlah sosok-sosok pesilat sejati setelahnya dengan berbagai talenta  yang diolah dan dikembangkan secara berkala
Pesilat sejati didefinisikan sebagai generasi mutlak yang keberadaannya sangat penting demi proses regenerasi sebuah aliran silat untuk kemidian dapat tumbuh dan  berkembang dengan baik akan tetapi hingga terlahirnya sosok pesilat sejati dibutuhkan proses yang sangat panjang dimana mengenai hal ini pencak silat pagar nusa memerlukan metode-metode khusus dalam proses ajar mengajar maupun didik mendidik yang tepat salah satu nya adalah metode dalam tahap mengajar;

Histori sejarah mengatakan bahwa leluhur/nenek moyang masyarakat nusantara adalah mayoritas ber-kepercayaan Hindu-Budha itu dibuktikan dari jejak-jejak peninggalan yang ada dinusantara khususnya di jawa sumatra dan bali, namun entah ada keajaiban apa dan darimana seperti kenyataan yang dapat kita lihat saat ini dimana masyarakat nusantara telah berevolusi menjadi mayoritas pemeluk agama Islam

Bila kita belajar sejarah tentang habisnya masa peradaban Hindu-Budha yang berevolusi menjadi Islam , tentu peran tokoh dari walisongo adalah yang pertama kita dengar karena merupakan tokoh yang disebut paling berpengaruh dalam sejarah munculnya islam dinusantara, seorang ilmuan peneliti tentang sejarah kemunculan islam dinusantara asal belanda L.W.C Van den berg pernah berspekulasi dalam salah satu buku yang diterbitkan pada tahun 1884-1886 tentang keajaiban dalam kemunculan islam dinusantara dalam bukunya tersebut mengatakan 

"Bagaimana cara walisongo menyebarkan islam diseluruh pelosok nusantara hanya dengan kurun waktu setengah abad (50 tahun) saja, padahal jaman itu tidak ada pesawat terbang,  jika hanya dengan kuda butuh waktu yang snagat lama untuk dapat mengarungi seluruh nusantara , dan yang terakhir dengan cara dan metode berdakwah bagaimana yang para walisongo terapkan untuk bisa merubah sebuah keyakinan pada hati masyarakat nusantara yang mayoritas adalah jauh dari islam"

Hasil dari penilitian inilah yang membuat Van den berg heran dan menyatakan kekagumannya terhadap walisongo dan tatacara para wali melakukan dakwah tanpa ada paksaan maupun  kekerasan. dan yang pasti tanpa menghilangkan tradisi kebudayaan yang telah terlebih dulu ada.


Dari ulasan history dakwah para wali diatas patut kita contoh dan tidak ada salahnya kita terapkan dalam proses berdakwah dan pembelajaran silat pagar nusa pada peserta didik kita seperti para wali  yang humanis lembut keras dan terarah.

Ada beberapa poin mendasar yang perlu dipahami oleh keseluruhan pesilat khususnya seorang pembimbing atau pelatih  dalam bersiar pada pagar nusa dan apa saja itu berikut ulasannya:

Metode Pagar Nusa
1. Kenalkan pagar nusa
Pesilat juga manusia
Jika manusia akan menjadi manusia sejati yang beradab dan bertangung jawab karena didalam jiwa dan pikiran mereka telah tertanam sebuah sejarah akan kehidupan dan sebuah tujuan . maka tak jauh berbeda dengan seorang pesilat jika mereka telah mengenal dan memahami apa itu pencak silat dan tujuannya hingga sejarahnya insyaallah kelak akan menjadi pesilat sejati dari proses didikan yang diperoleh dari masa dia menjadi siswa oleh karenanya ajarkan metode pengenalan sejarah dari pada perkembangan pencak silat pagar nusa.
  • Ajarkan sejarah pagar nusa
  • Tunjukan tujuan mulia dari pagar nusa
  • Ajarkan sejarah masing-masing aliran silat yang diikuti
  • Ajarkan materi pencak silat dengan metode kekeluargaan
  • Ajarkan materi pencak silat dengan keras yang mendidik
2. Kenalkan etika dalam proses belajar
Salah satu metode dakwah para wali sehingga mampu merubah peradaban hindu-budha menjadi peradaban Islam seperti saat ini adalah bersiar mengembangkan Islam dengan tetap menjaga kebudayaan dan kearifan yang telah terlebih dulu ada.
Metode ini sangat cocok diterapkan untuk mengenalkan dan menanamkan jiwa pagar nusa kedalam seorang diri pesilat.
  • Biasakan sebelum aktifitas berlatih seorang pesilat dalam keadaan suci ( Berwudlu )
  • Berdo'a bersama dengan mengirim al-fatihah kepada guru-guru pagar nusa ( Tawasulan )
  • Lakukan proses belar mengajar dengan tahapan yang sesuai, dari berdoa, pemanasan, pelemasan, fisik, istirahat, pada sesi pertama kemudian disesi kedua pengulasan materi , penambahan materi , penutup dan terakhir motivasi semangat pada siswa/siswi pesilat pagar nusa.
  • Kemudian berjabatan tangan dengan semua pelatih dengan diiringi shalawatan. sebagai penutup aktifitas latihan.
Sedikit ulasan tatacara yang kedua ini adalah bertujuan untuk tetap mengajarkan apa yang terlebih dulu menjadi aktifitas dan ciri khas dari pencak silat pagar nusa , seperti berwudlu dan tawasulan.

Pesan untuk pesilat pagar nusa seluruh indonesia tetap lakukan trobosan metode-metode pengajarkan pagar nusa sebaik dan senyaman mungkin agar dapat mencapai kemaksimalan dalam mendidik dan menyampaikan .

"Terlahirnya pesilat sejati dalam generasi kegenerasi
 tak lain adalah dari proses bagaimana pesilat itu
belajar, dididik dan dibimbing"

Mari kita semua belajar dari anak didik kita dan jadikan mereka sebagai guru kita, 

Salam dari anak silat

Artikel Terkait

METODE MENGAJAR PAGAR NUSA ( ALA WALISONGO )
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email